Senin, 13 Oktober 2008

Perilaku Waham

Waham agama: percaya bahwa seseorang menjadi kesayangan supranatural atau alat supranatural
§ Waham somatik: percaya adanya gangguan pada bagian tubuh
§ Waham kebesaran: percaya memiliki kehebatan atau kekuatan luar biasa
§ Waham curiga: kecurigaan yang berlebihan atau irasional dan tidak percaya dg orang lain
§ Siar pikir: percaya bahwa pikirannya disiarkan ke dunia luar
§ Sisip pikir: percaya ada pikiran orang lain yang masuk dalam pikirannya
§ Kontrol pikir: merasa perilakunya dikendalikan oleh pikiran orang lain

Gangguan Waham

Pasien ini tidak memperlihatkan gangguan pikiran dan mood yang perfasif seperti yang ditemukan pada kondisi psikotik lain. tidak ada afek datar atau afek tidak serasi, halusinasi yang menonjol, atau waham aneh yang nyata. pasien memiliki satu atau beberapa waham, sering berupa waham kejar, dan ketidaksetiaan dan dapat juga berbentuk waham kebesaran, somatik, atau eretomania yang :
• Biasanya spesial (misal, melibatkan orang, kelompok, tempat, atau waktu tertentu, atau aktivitas tertentu)
• Biasanya terorganisasi dengan baik (misal, “orang jahat ini” mengumpulkan alasan – alasan tentang sesuatu yang sedang dikerjakannya yang dapat dijelaskannya secara rinci).
• Biasanya waham kebesaran (misal, sekelompok yang berkuasa tertarik hanya kepadanya)
• Wahamnya tidak cukup aneh untuk mengesankan skizofrenia.
Pasien – pasien ini (cenderung berusia 40 -an) mungkin tidak dapat dikenali sampai sistem waham mereka disadari oleh keluarga atau teman – temannya. Diagnosis mungkin sulit karena pasien sangat tidak percaya pada pemeriksa dan tidak mencari pengobatan secara sukarela. mereka sering sangat sensitif, argumentatif. meskipun ia dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan dalam hal – hal di luar waham mereka, ia cenderung mengalami isolasi sosial baik karena keinginan mereka sendiria tau akibat ketidakramahan mereka (misal, pasangannya sering mengabaikan mereka). Apabila terdapat disfungsi pekerjaan dan sosial, biasanya hal ini merupakan respon langsung terhadap waham mereka.
Kondisi ini sering tampak membentuk kesinambungan klinis dengan kondisi seperti kepribadian paranoid, skizofrenia paranoid, penggambaran mengenai batas – batas setiap sindrom menunggu penelitian lebih lanjut. Singkirkan gangguan afektif, ide – ide paranoid dan cemburu sering terdapat pada depresi. paranoid sering terdapat pada orang tua dan pada orang yang menyalahgunakan zat stimulan. reaksi paranoid akut sering ditemui pada pasien dengan delirium ringan dan pasien yang harus berada ditempat tidur karena sakit (dan sensorisnya terganggu).
Etiologi tidak diketahui. tidak ada faktor genetik atau biologik yang telah diidentifikasi. insidennya lebih tinggi pada kelompok pengungsi, kelompok minoritas, dan orang dengan gangguan pendengaran. ada kecenderungan hubunhan di dalam keluarganya yang ditandai dengan kekacauan, tidak berperasaan, dingin. Saat ini, kebermaknaan keadaan keluarga seperti ini sebagai etiologi belum pasti. mekanisme pertahanan spesifik yang digunakan oleh pasien biasanya penyangkalan, proyeksi, dan regresi.

Pengertian Waham

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misal, mata saya adalah komputer yang dapat mengontrol dunia) atau bisa pula “tidak aneh” hanya sangat tidak mungkin, misal, “FBI mengikuti saya”) dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya. waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizofrenia. semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis. Adapun macam – macam waham yaitu :
§ Waham bingung yang aneh
§ waham kejar, terutama bentuk tidak sistematis
§ Waham kebesaran
§ Waham mempengaruhi, pasien yakin bahwa mereka dapat mengontrol suatu presitiwa melalui telepati.
§ Waham rujukan, pasien meyakini ada arti di balik peristiwa – peristiwa dan meyakini perbuatan orang lain seolah – seolah secara khusus diarahkan pada mereka.
§ Waham penyiaran pikiran, keyakinan bahwa orang lain dapat mendengar pikiran mereka
§ Waham penyisipan pikiran, keyakinan bahwa pikiran orang lain dimasukkan dalam benak pasien.

Gangguan Jiwa

ADA tiga faktor utama yang menjadi pencetus gangguan jiwa, yaitu genetik (internal), pola asuh dan pola didik yang kurang baik (salah) karena anak terlalu dimanja dan dikerasi (otoriter/ diktator), serta lingkungan sebagai stresor).
Banyak faktor psikososial yang dapat menjadi predisposisi atau presipitasi gangguan jiwa, di antaranya dalam hal perkawinan (perceraian, perpisahan/separation, ketidaksetiaan) serta problem orang tua (tidak punya anak, anak banyak, anak nakal, anak sakit, hubungan yang tidak baik dengan mertua).Begitupun dengan hubungan interpersonal (konflik dengan sahabat, kekasih, atasan atau teman kerja), pekerjaan (terlalu banyak, tidak bekerja, tidak cocok, mutasi jabatan, kenaikan pangkat, pensiun, PHK), lingkungan hidup (lingkungan rumah rawan, penggusuran tempat tinggal), keuangan (pendapatan rendah, terlibat utang, usaha bangkrut, warisan), hukum (tuntutan, pengadilan, penjara) dan penyakit (kecelakaan, operasi, aborsi, jantung, kanker).

Faktor-

Faktor Presipitasi
(gangguan alam perasaan:menarik diri)
Stressor psikologis seperti intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang
disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah diyakini akan
menimbulkan berbagai masalah kerusakan hubungan sosial menarik dri


Faktor Presipitasi
(waham)
 Proses pengolahan informasi yang berlebihan
 Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
 Adanya gejala pemicu


Faktor Presipitasi
(halusinasi)
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya

PENGGOLONGAN DIAGNOSA GANGGUAN JIWA ke-I, 1973

I. PSIKOSA (290-299)
I.A. Psikosa berhubungan dengan sindroma otak organic
290. Dementia senilis dan Dementia presenilis.
290.0. Dementia senilis
290.1. Dementia presenilis
291. Psikosa alkoholik
291.0. delirium tremens
291.1. psikosa Korsakov
291.2. halusinosa alkoholik lain
291.3. paranoia alkoholik
291.4. psikosa alkoholik lain
292. Psikosa berhubungan dengan infeksi intracranial
292.0. dementia paralytica
292.1. syphilis lain dari susunan saraf pusat
292.2. encephalitis lain, infeksi intracranial lain
293. Psikosa berhubungan dengan kondisi serebral lain
293.0. arteriosclerosis cerebri
293.1. gangguan serebrovaskular lain
293.2. epilepsy
293.3. penyakit degenerasi SSP
293.4. rudapaksa otak
293.9. kondisi serebral lain
294. Psikosa berhubungan dengan kondisi fisik lain
294.0. gangguan endokrin
294.1. gangguan metabolisme dan gizi
294.2. infeksi tubuh
294.3. intoksikasi obat atau racun selain alcohol
294.4. kelahiran anak
294.8. Kondisi fisik lain
294.9. kondisi fisik yang tidak tergolongkan
I.B. Psikosa fungsional (295-299) (Psikosa yang tak dihubungkan dengan kondisi fisik seperi tercantum sebelum ini).
295. Skizofrenia
295.0. skizofrenia simplex
295.1. skizofrenia hebefrenik
295.2. skizofrenia katatonik
295.3. skizofrenia paranoid
295.4. episode skizofrenia akut
295.5. skizofrenia latent
295.6. skizofrenia residual
295.7. skizofrenia schizo-afektif
295.8. skizofrenia lain
295.9. skizofrenia tak tergolongkan
296. Psikosa afektif
296.0. melankhois involusi
296.1.psikosa manic-depresifàjenis mania
296.2.psikosa manic-depresif à jenis depresi
296.3.psikosa manic-depresif àjenis sirkular
296.8.psikosa afektif lain
296.9.psikosa afektif tak tergolongkan
297. Keadaan paranoid
297.0.Paranoia
297.1.parafrenia involusi
297.2.keadaan paranoid lain
298. Psikosa lain
298.0.psikosa depresi reaktif
298.1.gaduh-gelisah reaktif
298.2.kebingungan reaktif
298.3.reaksi paranoid akut
298.9.psikosa reaktif tak tergolongkan
299. Psikosa tak tergolongkan

II. NEUROSA, GANGGUAN KEPRIBADIAN DAN GANGGUAN JIWA NON –PSIKOSA LAIN
300. Neurosa
300.0.neurosa cemas
300.1.neurosa histerik
300.2.neurosa fobik
300.3.neurosa obsesif-kompulsif
300.4.neurosa depresif, neurasthenia
300.5.nerasthenia
300.6.sindroma depersonalisasi
300.7.neurosa hipokhondrik
300.8.neurosa lain
300.9.neurosa tak tergolongkan
301. Gangguan kepribadian
301.0.kepribadian paranoid
301.1.kepribadian afekif
301.2.kepribadian schizoid
301.3.kepribadian explosive
301.4.kepribadian nankastik
301.5.kepribadian histerik
301.6.kepribadian asthenik
301.7.kepribadian antisocial
301.8.kepribadian pasif-agresif
301.9.gangguan kepribadian tak tergolongkan
302. Deviasi seksual
302.0.Homoseksualitas
302.1.Fetihisme
302.2.Pedofilia
302.3.Transvestitisme
302.4.Exhibisionisme
302.5.Voyeurism
303.6.Sadism
303.7.Masokhisme
303.8.deviasi seksual lain
303.9.devisi seksual tak tergolongkan
303. Alkoholisme
tidak termasuk psikosa alkoholik (291), intoxikasi alcohol akut atau kbetulan (E860, N980 dan berhubungan dengan kondisi fisik (309)).
303.0.Minum belebihan episodic
303.1.Kebiasaan minum berlebihan
303.2.Ketagihan alkohol
303.9.Alkoholisme lain
304. Ketergantungan obat
304.0.Opium, alkaloid opium dan derivatnya
304.1.Analgetika sintetik dengan efek seperti morfin
304.2.Barbiturate
304.3.Hipnotika dan sedative lain atau “obat penenang”
304.4.Kokaine
304.5.Cannabis sativa (hashish, marihuana, ganja)
304.6.obat perangsang lain
304.7.halusinogenika
304.8.ketergantungan obat lain
304.9.ketergantungan obat tak tergolongkan
305. Gangguan fisik dengan perkiraan sebab psikogenik
305.0.Kulit
305.1.Otot dan tulang
305.2.Alat pernapasan
305.3.Jantung dan pembuluh darah
305.4.Darah dan getah bening
305.5.Alat pencernaan
305.6.Alat kemih dan kelamin
305.7.Endokrin
305.8.Pancaindera
305.9.Gangguan fisik lain
306. Golongan khusus tak tergolongkan di tempat lain
306.0.Gangguan bicara (gagap, dan sebagainya)
306.1.Gangguan kemampuan belajar khusus
306.2.Tic
306.3.Gangguan psikomotorik lain
306.4.Gangguan tidur
306.5.Gangguan makan
306.6.Enuresis
306.7.Encopresis
306.8.Chepalalgia
306.9.Gejala khusus lain
307. Gangguan situasioal sementara
307.0.Reaksi penyesuaian masa bayi
307.1.Reaksi penyesuaian masa Anak
307.2.Reaksi penyesuaian masa Remaja
307.3.Reaksi penyesuaian masa Dewasa
307.4.Reaksi penyesuaian masa tua
308. Gangguan tingkah laku masa anak dan remaja
308.0.Reaksi hiperkinetik
308.1.Reaksi menarik diri
308.2.Reaksi cemas berlebihan
308.3.Reaksi melarikan diri
308.4.Reaksi agresif individual
308.5.Reaksi delinkwen kelompok
308.9.Gangguan tingkah laku lain
309. Sindroma otak organic yang on-psikotik
309.0.Infeksi intracranial
309.1.Obat, racun dan intoxikasi tubuh
309.2.Rudpaksa oak
309.3.Gangguan peredaran darah
309.4.Epilepsy
309.5.Gangguan metabolism, pertumbuhan atau gizi
309.6.Senilitas atau presenilitas
309.7.Sneoplasma intracranial
309.8.Penyakit degenerasi SSP
309.9.Kondisi fisik lain
III. RETARDASI MENTAL (310-315)
310.Retardasi mental taraf perbatasan (IQ: 68-85)
311.Retardasi mental ringan (IQ: 52-67)
312.Retardasi mental sedang (IQ: 36-51)
313.Retardasi mental berat (IQ: 20-35)
314.Retardasi mental sangat berat (IQ: <20)
315.Retardasi mental tak tergolongkan
Kode tambahan angka ke-4 dapat digunakan untuk kategori 310-315
315.0.Akibat infeksi dan/atau intoxikasi
315.1.Akibat rudapaksa dan/atau sebab fisik lain
315.2.Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi (nutrition)
315.3.Akibat penyakit otak yang nyata (postnatal)
315.4.Akibat penyakit/pengaruh prenatal yang tak jelas
315.5.Akibat kelainan kromosoma
315.6.Akibat prematuris
315.7.Akibat gangguan jiwa berat
315.8.Akibat deprivasi psikososial (lingkungan)
315.9.Akibat keadaan lain dan tak tergolongkan

IV. KEADAAN TANPA GANGGUAN PSIKIATRIK YANG NYATA DAN KONDISI (KEADAAN) NON-SPESIFIK (316-318)
316. Kegagalan penyesuaiansosial tanpa gangguan psikiatrik yang nyata
316.0.Kegagalan penyesuaiaan dalam perkawinan
316.1.Kegagalan penyesuaian sosial
316.2.Kegagalan penyesuaian dalam pekerjaan
316.3.Tingkah-laku dis-sosial (Dyssocial behavior)
316.9.Kegagalan penyesuaian sosial lain
317.Kondisi (keadaan) yang terikat pada kebudayaan setempat (culture bound phenomena)
317.0. –
317.1.Amok
317.2.Koro
317.3.Latah
317.4.Kesurupan
317.9.Kondisi atau keadaan lain
318. Tidak terdapat gangguan jiwa

V. ISTILAH BUKAN-DIAGNOSAUNTK PENGGUNAAN ADMINISTRASI (319)
319.Istilah bukan-diagnosa untuk penggunaan administrasi
319.1.Diagnosa ditangguhkan
319.1.Pasien titipan
319.2.Hanya untuk penelitian
319.3.Keluarga pasien
319.9.Lain-lain.

Senin, 06 Oktober 2008

KELOMPOK JIWA


Gola, Agnes,Hilda,Anti,Etu,Mita,Harisha,Wilda,Krisnawati,&Heri
Keperawatan Jiwa
Kelompok 2 (dua)
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjadjaran

Tampilan kami kelompok 2 Jiwa

terima kasih

FriendsterCode.Net, Free Friendster Code Resource, Friendster skins and Profile Customization,Create your own custom glitter text only with http://www.friendstercode.net/ - Image hosted by ImageShack.us